fin.co.id - Saat banyak pelatih berlomba-lomba meraih kesempatan di Eropa, Alex Pastoor justru memilih jalan berbeda. Pelatih asal Belanda ini dengan halus menolak tawaran dari SC Heerenveen, klub papan atas di negaranya, demi satu tujuan: membawa Timnas Indonesia melangkah lebih jauh di kancah internasional.
Komitmen Tak Terbantahkan untuk Garuda
Alex Pastoor saat ini terikat kontrak sebagai asisten pelatih Timnas Indonesia, bekerja sama dengan pelatih kepala Patrick Kluivert, serta dua asisten lainnya, Denny Landzaat dan Gerald Vanenburg. Keempatnya sedang mempersiapkan skuad Garuda menghadapi putaran ketiga kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Meski baru dua kali berada di pinggir lapangan saat Timnas berlaga melawan Australia dan Bahrain pada Maret 2025. Pastoor sudah merasakan energi luar biasa dari suporter Indonesia. "78.000 penonton di stadion, semangat yang gila, dan Timnas menang. Sungguh pengalaman tak terlupakan," ungkapnya dalam sebuah wawancara.
Menolak Heerenveen demi Misi Besar di Asia
SC Heerenveen, klub yang baru saja ditinggalkan Robin van Persie, sempat mendekati Pastoor untuk mengisi posisi pelatih. Namun, pria yang pernah melatih Almere City ini memilih untuk tetap setia pada kontraknya dengan Timnas Indonesia. Keputusannya ini semakin mempertegas komitmennya untuk membantu Garuda meraih mimpi lolos ke Piala Dunia.
Saat ini, Timnas Indonesia berada di peringkat ketiga Grup C dengan enam poin. Peluang lolos masih terbuka, dan dengan staf pelatih yang solid—termasuk chemistry kuat antara Kluivert, Pastoor, dan Landzaat—harapan semakin besar.
Baca Juga
Jatuh Hati pada Indonesia, dari Lapangan hingga Ternate
Tak hanya menunjukkan dedikasi di lapangan, Alex Pastoor juga semakin mencintai Indonesia melalui petualangannya di luar sepak bola. Bersama Denny Landzaat, ia pernah menjelajahi Kota Ternate, Maluku Utara, sembari menonton laga Malut United vs Borneo FC di Stadion Gelora Kie Raha.
Keduanya memanfaatkan waktu untuk menyusuri sejarah dan keindahan alam Ternate:
-
Benteng Oranje : Peninggalan kolonial Belanda yang dibangun tahun 1607, tempat mereka berfoto dan menelusuri jejak sejarah VOC.
-
Museum Rempah : Menyaksikan dokumentasi perdagangan rempah dunia, termasuk peran Ternate sebagai penghasil cengkeh dan pala.
-
Pantai Jikomalamo : Menikmati keindahan pantai dengan air biru kehijauan sambil mencicipi es kelapa muda.
Advertisement
"Denny (Landzaat) yang memiliki darah Maluku terlihat sangat emosional. Ini pengalaman yang memperkaya kami, bukan hanya sebagai pelatih, tapi juga sebagai manusia," kata Pastoor.