Red Sparks Bakal Lawan Timnas Voli Putri Indonesia, Kenali Sejarah dan Prestasi Tim yang Diperkuat Megawati

Red Sparks Bakal Lawan Timnas Voli Putri Indonesia, Kenali Sejarah dan Prestasi Tim yang Diperkuat Megawati

Red Sparks yang diperkuat Megawati akan menjajal kekuatan Timnas Voli Putri Indonesia. Sumber foto: google --

FIN.CO.ID –  Tak ada salahnya kalian mengenal sejarah dan prestasi tim voli Putri asal Korea Selatan Reds Sparks yang berencana bakal lawan timnas voli Putri Indonesia.

Dilansir dari situs resmi PBVSI, Red Sparks bakal menjalani pertandingan persehabatan melawan Timnas Voli putri Indonesia di Indonesia Arena, kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta , 20 April mendatang.

Pertandingan persahabatan ini sekaligus untuk meramaikan Proliga 2024 yang dijadwalkan mulai bergulir bulan depan.

Nama Red Sparks sudah tak asing lagi bagi publik bola voli Tanah Air. Ini seiring kehadiran atlet nasional Megawati Hangestri Pertiwi di klub yang merupakan kontestan liga bola voli tertinggi di Korea Selatan itu.

"Saya siap tampil. Teman-teman juga siap tampil asalkan difasilitasi," kata Megawati saat berbincang dengan Menpora Dito Ariotedjo melalui video call.

BACA JUGA:

Saat ini, Red Sparks sudah mengantongi satu tiket ke babak playoff karena berada di peringkat ketiga klasemen. Megawati dkk. akan menjalani playoff pada 22 Maret. Sebelum itu, tim asuhan Ko Hee Jin itu harus melakoni sisa laga fase regular. Berturut-turut melawan AI Peppers pada 13 Maret dan IBK Altos pada 17 Maret.

Sebagai informasi, klub bernama lengkap Daejeon CheongKwanJang Red Sparks itu bermarkas di Kota Daejon, Korea Selatan. Red Sparks didirikan tahun 1988. Mereka mendapat status klub profesional dan terdaftar sebagai anggota Federasi Bola Voli Korea (KOVO) pada tahun 2005. Pemilik Red Sparks adalah Korea Ginseng Corporation.

Megawati dkk. bermarkas di Arena Chungmu Gymnasium yang memiliki kapasitas 6.000 penonton. Prestasi terbaik Red Sparks adalah tiga kali juara Liga Voli Korea yakni tahun 2005, 2010, dan 2012. Mareka juga dua kali menjuarai KOVO Cup yakni tahun 2008 dan 2018.

Pada musim ini, khususnya jika melihat rapor sejak tahun berganti ke 2024, Megawati dkk. adalah tim terhebat. Jauh lebih solid dan sulit dikalahkan. Dalam 15 laga yang dimainkan, Red Sparks menorehkan 13 kemenangan dan hanya menelan dua kekalahan. Total poin yang didapat 37.  Jumlah poin ini unggul jauh dibandingkan Hillstate.

Hillstate membukukan sembilan kemenangan dan empat kekalahan dalam 13 laga yang mereka mainkan. Hillstate hanya meraih 27 poin tambahan sejak kompetisi memasuki 2024. Sementara itu rapor Pink Spiders juga di bawah Red Sparks. Pink Spiders mencatat 11 kemenangan dan tiga kekalahan. Mereka mengumpulkan 31 poin dalam periode tersebut.

Selain itu, satu tanda kehebatan Red Sparks adalah soal rekor kemenangan beruntun. Ya, Red Sparks  menorehkan rekor sebagai tim dengan rentetan kemenangan terpanjang. Yakni tujuh kemenangan beruntun.

BACA JUGA:

 

 

Pencapaian Historis:

Red Sparks pernah menjadi juara Liga Voli Korea Selatan (V-League) sebanyak 5 kali, yaitu pada tahun 2005, 2009-2010, 2011-2012, dan yang terbaru di tahun 2018.

Mereka juga pernah menjadi runner-up sebanyak 1 kali di tahun 2002.

Performa Musim 2023-2024:

Saat ini Red Sparks sedang dalam performa yang bagus.

Setelah sempat terpuruk di putaran kedua dan ketiga, mereka berhasil bangkit dan kini berada di peringkat 4 klasemen sementara.

Bahkan, Red Sparks baru saja meraih kemenangan mengejutkan atas pemuncak klasemen sementara, Hyundai E&C, dengan skor 3-2.

Pemain asal Indonesia, Megawati Hangestri, turut berkontribusi terhadap performa apik Red Sparks musim ini. Ia bahkan menjadi top 6 skor sementara V-League.

Selain itu, Red Sparks sempat nyaris mencetak rekor kemenangan terbaik dalam satu putaran Liga Voli Korea. Sayangnya, mereka gagal meraih kemenangan di laga terakhir putaran kelima.

 

Eko Nugros

Tentang Penulis

DAPATKAN UPDATE BERITA TEKNO LAINNYA DI

google news icon

Sumber:

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan Redaksi FIN
Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.