Tragedi Kanjuruhan! Arema, Persik, Tidak Berkaca dari Kejadian Menyeramkan Itu

sport.fin.co.id - 13/05/2025, 16:10 WIB

Tragedi Kanjuruhan! Arema, Persik, Tidak Berkaca dari Kejadian Menyeramkan Itu

Pelemparan Batu Oleh Oknum Suporter Aremania. Image (Istimewa).

fin.co.id - Stadion Kanjuruhan Kembali Berdiri, Tapi Apakah Luka Itu Pernah Sembuh?

"Samean salah cak, mosok ngongkon Aremania mikir, kaboten."

Delapan kata itu, tertulis di linimasa X, menusuk langsung ke relung hati. Sebagai orang Malang, darah Aremania mengalir deras dalam diri saya. Tapi sejak Tragedi Kanjuruhan, kata-kata seperti itu seolah jadi makanan sehari-hari. Apakah ini ejekan? Asal bunyi? Atau justru kenyataan pahit yang harus diakui?

Saya adalah salah satu korban selamat malam nahas itu. Sejak 1 Oktober 2022, saya memilih menjauh dari sepak bola Indonesia. Hingga kabar itu datang: Stadion Kanjuruhan akan kembali dipakai, dengan laga Arema vs Persik sebagai pembuka.

953 hari telah berlalu. Tapi benarkah kita sudah bergerak maju?

Renovasi Stadion: Untuk Siapa Sebenarnya?

Stadion Kanjuruhan direnovasi dengan anggaran Rp357 miliar. Keluarga korban sempat menolak, tapi suara mereka seperti tenggelam. Alasan resminya? Agar stadion memenuhi standar FIFA. Tapi, benarkah hanya itu?

Di tengah tuntutan keadilan yang masih menggantung, renovasi terasa seperti upaya menutupi sesuatu. Seolah tragedi itu bisa dihapus dengan cat baru dan kursi yang lebih nyaman. Tapi luka di hati Aremania? Itu tak bisa direnovasi.

Hukuman yang Tak Sebanding dengan Nyawa yang Melayang

Keadilan untuk Tragedi Kanjuruhan terasa seperti mimpi. Mari kita lihat fakta:

  • Kompol Wahyu Setyo Pranoto, salah satu tersangka, dihukum 2,6 tahun penjara.

  • Arema FC dihukum dengan larangan jadi tuan rumah, denda Rp250 juta, dan sanksi untuk beberapa petingginya.

Sementara itu, seorang mahasiswi ITB terancam 12 tahun penjara karena menyebarkan gambar AI.

Di mana logikanya? Menghilangkan nyawa dihukum 2,6 tahun, sementara gambar AI bisa berujung 12 tahun. Di titik ini, akal sehat benar-benar menyerah.

Batu yang Memecahkan Harapan

Sebelum laga Arema vs Persik digelar, sebuah insiden terjadi: kaca bus Persik Kediri dilempar batu. Aksi ini bukan hanya merusak properti, tapi juga menghancurkan harapan bahwa sepak bola Indonesia bisa berubah.

Siapa pelakunya? Belum ada kepastian. Tapi saya yakin, dalam waktu dekat akan ada "tersangka" yang diumumkan. Sebab, menangkap perusuh kantor saja bisa cepat, apalagi kasus seperti ini?

Advertisement

Aremania Terpecah, Kekuasaan Tertawa

Suara "bubarkan Arema" terdengar di mana-mana. Tapi, Arema bukan sekadar klub bagi Malang. Ia adalah identitas, kebanggaan, dan darah yang mengalir di setiap arek-arek Malang.

Sayangnya, tragedi ini malah memecah Aremania. Ada yang disebut loyalis, ada yang dicap pembenci. Padahal, seharusnya kita bersatu untuk menuntut keadilan.

Aries Setianto
Penulis