fin.co.id - Malam ini, stadion Allianz Arena Munich akan jadi saksi laga paling panas musim ini: Final Liga Champions antara Paris Saint-Germain (PSG) vs Inter Milan.
Dua raksasa Eropa dengan gaya bermain berbeda, dua pelatih dengan filosofi kontras, dan satu trofi yang jadi incaran utama. Siapa yang bakal angkat Si Kuping Besar?
Performa Jangkar Menuju Final
PSG tampil impresif sepanjang musim. Luis Enrique sukses membawa tim asal Paris menjuarai Ligue 1 dan menyingkirkan lawan-lawan berat di UCL, termasuk Liverpool, Aston Villa, hingga Arsenal.
Mental juara dan kedalaman skuad jadi kunci mereka menembus final.
Inter Milan tampil gritty dan berpengalaman. Tim asuhan Simone Inzaghi melewati rintangan berat mulai dari Feyenoord, Bayern Munich, hingga adu kekuatan dengan Barcelona di semifinal yang epik.
Inter mungkin bukan favorit utama, tapi semangat juang dan taktik solid mereka layak diacungi jempol.
Head-to-Head? Buka Lembaran Baru!
Menariknya, ini adalah pertemuan pertama PSG dan Inter Milan di panggung Liga Champions. Nggak ada sejarah, nggak ada dendam lama—cuma ambisi besar yang bikin pertandingan ini unpredictable!
Baca Juga
Siap Tempur: Kondisi Skuad
PSG Full Team, GaspolLuis Enrique bawa skuad full power ke Munich. Nggak ada pemain cedera, nggak ada yang absen.
Trio serang Dembele–Kvaratskhelia–Barcola siap ngacak-acak pertahanan lawan, didukung duet Hakimi dan Mendes dari sayap.
Gelandang muda João Neves juga diprediksi jadi motor utama permainan Les Parisiens.
Inter Masih Simpan Luka
Inter kehilangan bek muda Bisseck, dan masih menanti kepastian Pavard serta Zielinski. Tapi kabar baiknya, kapten Lautaro Martínez dikabarkan siap turun dari bangku cadangan.
Dengan lini tengah berisi Barella, Çalhanoğlu, dan Mkhitaryan, Nerazzurri tetap jadi tim yang harus dihitung serius.
Duel Gaya Bermain: 4-3-3 vs 3-5-2
Pertarungan bukan cuma di lapangan, tapi juga di papan strategi.
- PSG bakal main agresif dengan 4-3-3. Luis Enrique mengandalkan pressing tinggi, kontrol bola, dan penetrasi sayap lewat Hakimi dan Kvaratskhelia.
-
Inter tampil dengan formasi andalan 3-5-2. Mereka main kompak, sabar, dan eksplosif dalam transisi.
Wing-back seperti Dimarco dan Dumfries bisa jadi kunci untuk membongkar sisi pertahanan PSG.
Kelemahan PSG? Mereka cukup rawan dari set-piece—dan itu area di mana Inter sangat kuat. Sebaliknya, Inter sedikit lambat saat ditekan secara intens, dan PSG punya kecepatan untuk eksploitasi celah.
Prediksi AI: PSG Sedikit Diunggulkan
Berdasarkan data, statistik, dan performa: