fin.co.id— Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia (PBSI) resmi menurunkan 13 wakil untuk berlaga di Korea Open 2025. Turnamen berlevel Super 500 BWF ini akan digelar di Gimnasium Suwon, Korea Selatan, pada 23–28 September 2025 dengan total hadiah 475 ribu dolar AS atau sekitar Rp7,8 miliar.
Tunggal Putra Jadi Andalan
Di sektor tunggal putra, Indonesia menurunkan skuad terkuat dengan lima nama. Chico Aura Dwi Wardoyo datang dengan percaya diri usai menjuarai Indonesia Masters Super 100, gelar perdananya sejak Taipei Open 2023. Chico akan berhadapan dengan wakil Inggris, Wang Yue Hang, di babak kualifikasi. Sementara itu, Moh. Zaki Ubaidillah atau Ubed juga harus melewati kualifikasi melawan Teh Jin Hong dari Malaysia. Selain keduanya, PBSI mengandalkan Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Alwi Farhan.
Sektor Tunggal Putri
Sektor tunggal putri hanya mengandalkan Putri Kusuma Wardani. Gregoria Mariska Tunjung harus absen karena masalah kesehatan, sehingga Putri menjadi satu-satunya wakil Indonesia di nomor ini.
Ganda Putra Pertahankan Tradisi
Di sektor ganda putra, sorotan tertuju pada juara bertahan Leo Rolly Carnando/Bagas Maulana. Pada edisi 2024, mereka menumbangkan pasangan Korea Selatan Kang Min Hyuk/Seo Seung Jae di partai final. Kali ini, Leo/Bagas akan kembali berjuang bersama pasangan papan atas lainnya: Muhammad Rian Ardianto/Yeremia Rambitan serta semifinalis China Masters 2025, Fajar Alfian/Muhammad Shohibul Fikri.
Ganda Putri dan Ganda Campuran
Sementara itu, di nomor ganda putri, Apriyani Rahayu/Siti Fadia Silva Ramadhanti menjadi satu-satunya pasangan yang diturunkan. Mereka diharapkan mampu bersaing menghadapi dominasi Jepang, Korea, dan China di sektor ini.
Adapun di ganda campuran, PBSI mengirim tiga pasangan sekaligus: Amri Syahnawi/Nita Violina Marwah, Jafar Hidayatullah/Felisha Alberta Nathaniel Pasaribu, serta Adnan Maulana/Indah Cahya Sari Jamil.
Target Indonesia di Korea Open 2025
Korea Open 2025 menjadi salah satu turnamen penting bagi Indonesia dalam menutup rangkaian kompetisi BWF tahun ini. Selain membidik gelar, turnamen ini juga menjadi tolok ukur kesiapan atlet menuju persaingan level elite dunia. (Dimas Rafi)