fin.co.id - Kabar duka datang dari dunia olahraga. Mantan juara dunia tinju asal Inggris, Ricky Hatton, meninggal dunia pada usia 46 tahun. Sosok yang akrab dijuluki The Hitman itu ditemukan tak bernyawa di kediamannya di Gee Cross, Hyde, Greater Manchester, Minggu pagi, 14 September sekitar pukul 06.45 waktu setempat.
Kepolisian Greater Manchester memastikan bahwa kematian Hatton tidak terkait tindak kriminal, meski penyebab pastinya belum diumumkan secara resmi.
"Kami mengonfirmasi bahwa sebuah jenazah ditemukan di alamat di Bowlacre Road, Gee Cross, pada pukul 06.45 hari ini, Minggu, 14 September. Kematian ini tidak diperlakukan sebagai kasus mencurigakan," demikian pernyataan resmi kepolisian yang dikutip BBC pada Minggu.
Hingga kini, proses penyelidikan masih berlangsung. Pihak keluarga meminta agar privasi mereka dihormati dalam masa berduka ini.
Karier dan Prestasi Ricky Hatton
Lahir di Stockport pada 6 Oktober 1978, Ricky Hatton dikenal sebagai salah satu petinju paling populer di Inggris. Ia memulai karier profesional pada 1997 dan menghabiskan 15 tahun di ring dengan catatan impresif: 45 kemenangan, 3 kekalahan, serta 32 kali menang melalui knock out.
Hatton menorehkan sejarah dengan meraih gelar juara dunia di dua kelas berbeda.
Baca Juga
Juara Dunia Light-Welterweight (2005): Merebut sabuk IBF usai mengalahkan juara tak terkalahkan Kostya Tszyu di Manchester, sebuah duel yang dikenang sebagai salah satu laga paling bersejarah dalam tinju Inggris modern.
Juara Dunia Welterweight (2006): Menggenggam sabuk WBA setelah menumbangkan Carlos Maussa, sebelum akhirnya menghadapi kekalahan dari Floyd Mayweather Jr. pada 2007 dan Manny Pacquiao di 2009.
Secara keseluruhan, Hatton menjalani 48 pertarungan profesional. Namanya bukan hanya lekat dengan dunia tinju, tetapi juga dengan klub sepak bola Manchester City yang selalu ia dukung. Kehadirannya di berbagai acara publik membuatnya tetap dicintai penggemar meski sudah pensiun.
Kehidupan Setelah Pensiun
Di balik gemerlap prestasi, Hatton sempat berjuang melawan berbagai masalah pribadi. Ia terbuka mengenai perjuangannya menghadapi kecanduan kokain serta isu kesehatan mental yang membayanginya pasca gantung sarung tinju.
Meski begitu, warisan Hatton di dunia tinju tetap tak tergantikan. Ia menjadi panutan sekaligus inspirasi bagi banyak petinju muda di Inggris yang ingin menapaki jalan menuju puncak.